simpan di bawah meta tag

18 Orang di Tungkal Kehilangan Nyawa karena HIV/AIDS

KUALA TUNGKAL - “Jumlah seluruh kasus HIV/AIDS di Tanjabbar sejak ditemukan pertama kali 2002 sampai sekarang adalah 57 kasus. Paling banyak terjadi di Tungkal Ilir ,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) Dinkes Tanjabbar, Dwikora Sulaksono Rabu (17/10) siang.
Imbuh Dwikora, dominasi temuan kasus HIV/AIDS di Kecamatan Tungkal Ilir terhadap keseluruhan kasus di Tanjabbar bisa dilihat dari jumlahnya yang mencapai 37 kasus. Hal ini dijelaskan Dwikora kepada Tribunjambi.com di sela-sela satu acara di Gedung PKK Tanjabbar
Menurut Dwikora, biarpun temuan kasus HIV/AIDS kali pertama didapat pada 2002 atau sepuluh tahun lalu, lonjakan temuan penjangkitan dari virus dan penyakit maut itu baru mulai terjadi sejak 2007.
Tentang hal ini, data milik Bidang P2PL Dinas Kesehatan Tanjabbar serta data yang diperoleh Tribunjambi.com dari Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanjabbar dapat menjadi petunjuk sahihnya.
Temuan kasus penularan HIV/AIDS setiap tahunnya mulai dari 2009 sampai dengan 2012 cenderung mendaki. Masing-masing dari 6 saja pada 2009, melonjak jadi 20 pada 2010, sedikit turun jadi 14 pada 2011.
Pini pada 2012 per September saja sudah mencapai 21. Yang pula menyedihkan, dari total 57 orang yang terkena HIV/AIDS di Tanjabbar, 18 di antaranya akhirnya mesti kehilangan nyawa. 
Kata Dwikora, ada tidaknya kasus di Merangin, jajaran Dinas Kesehatan Tanjabbar dan Rumah Sakit Daerah Daud Arif tetap menjalankan prosedur ketat dalam hal donor dan transfusi darah untuk meminimalkan penularan HIV/AIDS.
P2PL Dinas Kesehatan pun selalu membantu pengaturan yang pas bagi pemberian obat anti retroviral para pengidap HIV/AIDS. Jadwal pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat anti retroviral tersebut biasanya menyesuaikan jarak rumah pengidap dengan klinik penanganan HIV/AIDS yang dikelola pihak Rumah Sakit Daerah Daud Arif.